Minggu, 20 Maret 2016

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT

TUGAS KE-1
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
NAMA: MUTIA RAMADAYU
KELAS: 2PA17
NPM: 17514676





A.               Aliran Psikoanalisa
Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisa. Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau menyimpang
Sumbangan terbesar Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak  sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar.
                         

Dalam psikologi Freudian, ketiga tingkat kehidupan mental ini dipaham, baik sebagai proses maupun lokasi. Tentu saja, keberadaan lokasi dari ketiga tingkat tersebut bersifat hipotesis dan tidak nyata ada didalam tubuh. Sekalipun demikian, ketika membahas alam tidak sadar, Freud melihatnya sebagai suatu alam tidak sadar sekaligus proses terjadi tanpa disadari
1.      Alam Tidak Sadar
Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan, dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, seringkali kita tidak menyadari proses mental yang ada di balik perilaku tersebut. Misalnya seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.
Dorongan tidak sadar ini muncul di alam bawah sadar setelah menjalai transformasi tertentu. Contoh nya, seorang dapat mengekspresikan dorongan erotis atau keinginan untuk melukai orang lain dengan cara menggoga atau mengolok-olok rang lain. Dorongan sejati(seks atau agresi) menjadi terselubung dan tersembunyi dari alam sadar kedua orang tersebut. Akan tetapi, alam tidak sadar orang kedua secara langsung. Keduanya dapat memuaskan dorongan seksual maupun agresif, tetapi tak satupun diantara mereka menyadari motif di balik godaan atau olok-olok tersebut. Dengan cara inilah, alam tidak sadar seseorang bisa berkomunikasi dengan alam tidak sadar dari orang lain, kedua nya sama – sama tidak sadar akan proses tersebut.
Alam tidak sadar bukan berarti tidak aktif atau dorman. Dorongan – dorongan d alam tidak sadar terus-menerus berupaya agar sadari, dan kebanyakan berhasil masuk kea lam sadar, sekalipun tak lagi muncul dalam bentuk asli. Oleh karna itu, alam bawah sadarnya memotivasinya untuk mengekspresikan rasa marah melalui ungkapan rasa cinta dan pujian yang berlebihan. Agar selubung itu benar-benar berhasil mengelabui orang tersebur, maka sering kali perasaan tersebut muncul dalam bentuk yang sama sekali berbeda dengan perasaan sebenarnya, tetapi selalu muncul dalam bentuk yag berlebihan dan penuh kepura-puraan. Mekanisme ini dikenal dengan pembentukan reaksi (reaction formation) yang akan dibahas secara terpisah dibagian berjudul Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) yang terdiri dari represi (repression), pembentukan reaksi (reaction formation), pengalihan (displacement), fiksasi (fixation), regresi (regression), proyeksi (projection), introyeksi (introjection), dan sublimasi (sublimation).

2.      Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemn yang tak disadari, tetapi bisa muncul kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar ini datang dari dua smber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious perception). Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi focus perhatian beralih ke pemikiran lain.
Sumber kedua dari gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar. Sedangkan sejumblah gambaran lain dari alam tidak sadar bisa masuk kea lam sadar karena bersembunyi dengan baik dalam bentuk mimpi, salah ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat.
3.      Alam Sadar
Alam sadar (conscious), yang memainkan peran tak berarti dalm teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk kea lam sadar yaitu system kesadaran perceptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia luarr dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.
Sumber kedua bagi elemen alam sadar ini datang dari dalam struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi tersebulung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar.

B.               Aliran Behavioristik
Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga diebut perspektif belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organism termasuk tindakan, pikiran, atau persaan dapat dan harus dianggap sebagai perilaku.Behaviorisme beranggapan antara proses yang dapat diamati secara public (seperti tindakan) dngan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan). Teori-teori behavioristiik adalah proses belajar serta pernan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar dalam menjalskan perilaku. Semua bentukk tingkahlaku manusia adalah hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan. Pendekatan behavioristik terhadap kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu:
1.      Perilaku harus dijelaskan dalam pengaruh kausal lingkungan terhadap diri individu
2.      Pemahaman terhadapap manusia harus dibangun berdasarkan riset ilmiah objektif dikontrol dengan seksama dalam eksperimen laboratorium
Manusia dianalogikan atau dianggap sebagai tikus pintar yang mempelajari labirin kehidupan. Behavioristik memiliki pandangan tentang kehendak bebas yaitu perilaku yang ditentukan oleh lingkungan. Tokoh-tokoh terkenal tentang masalah ini diantaranya adalah:
1.      Ivan Pavlov
2.      Edward Lee Thorndike
3.      John B. Watson
4.      B.F. Skinner

C.              Aliran Humanistik
Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai Bapak dari Psikologi Humaninstik. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.
Psikologi humanistic mulai di amerika serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh – tokoh psikologi Humanistik memandang behavior mendehumanisasi manusia. Psikologi Humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekan keunukan manusia. Menurut prikolosi humanistic manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihanya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksaran.
Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya, yang ditunagkan dalam bukkunya “Motivation and Personality”. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa pada manusia terdapat lima macam kebutuhan yang berhirarki, meliputi:
1.      Kebutuhan-kebutuhan fisiologis(the physiological needs)
2.      Kebutuhan –kebutuhan rasa aman (the safety needs / the security needs)
3.      Kebutuhan rasacinta dan memiliki (the love and belongingness needs)
4.      Kebutuhan akan penghargaan diri (the self-esteem needs)
5.      Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)
Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusiaan. Ada 4 ciri psikologi yang berorientasi humanistic, yaitu:
a)  Memusatkan perhatiannya pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
b)  Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis.
c)  Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
d)  Memberkan perhatian ppenuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabaat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexto, 1988). Selain Maslow sebagai Tokoh dalam psikologi humanistic, juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy (Walgito,B 2002 : 80 )


Pendapat Para Ahli :


D.                Pendapat Allport
Allport ingin menghilangkan konrtradiksi-kontradiksi dan kekaburan-kekaburan yang terkandung dalam pembicaraan-embicaraan tentang “diri” dengan membuang kata itu dan menggantikannya dengan suatu kata lain yang akan membedakan konsepnya tentang “diri” dari semua konsep lain. Istilah yang dipilihnya adalah proprium dan dapat didefiniskan dengan memikirkan bentuk sifat “propriate” seperti dalam kata “appropriate”

Proprium berkembang dari masa bayi sampai masa adolesensi melalui tujuh tingkat “diri”. Apabila semua segi perkembangan telah muncul sepenuhnya, maka segi-segi tersebut dipersatukan dalam suatu konsep proprium. Jadi proprium adalah susunan dari tujuh tingkat “diri” ini. Munculnya proprium merupakan suatu prasyarat untuk suatu kepribadian yang sehat.
“Diri” jasmaniah. Kita tidak dilahirkan dengan suatu perasaan tentang diri. Bayi itdak dapat membedakan antara diri (“saya”) dan dunia sekitarnya. Kira-kira pada usia 15 bulan, maka muncullah tingkat pertama perkembangan proprium diri jasmaniah. Kesadaran akan “saya jasmaniah” misalnya bayi membedakan antara jari-jarinya dan sebuah benda yang dipegang dalam jari-jarinya
Tujuh tingkat diri atau proprium ini berkembang dari masa bayi sampai masa adolesensi. Suatu kegagalan atau kekecewaan yang hebat pada setiap tingkat melumpuhkan penampilan tingkat-tingkat berikutnya serta menghambat integrasi harmonis dari tignkat-tingkat itu dalam proprium. Dengan demikian pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak sangat penting dalam perkembangan kepribadian yang sehat
7 kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat:
1). Perluasan Perasaan Diri
Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas mengjangkau banyak orang dan benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada individu kkemudia diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Orang harus menjadi partisipan yang langsng dan penuh. Allport menamakan hal ini “pertisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberaa suasana yang entinf dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas.
Menurut allport, suatu aktivitas harus relevan dan penting bagi diri; harus berarti sesuatu bagi orang itu. Apabila anda mengerjakan suatu pekerjaan karena anda percaya bahwa pekerjaan itu penting, menantang kemampuan, membuat anda merasa enak, maka anda merupakan seorang pertisipan otentik dalam pekerjaan itu. Aktivitas itu lebih berarti dariipada pendapat yang diperoleh dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan lain juga.
Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka ia semakin sehat secara psikologis. Diri menjadi tertanam dalam aktivitas-aktivitas yang penuh arti dan menjadi perluasan pesaraan diri.
2). Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain: kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu.
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner, teman akrab. Apa yang dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik, syarat lain bagi kapasitas keintiman adalah suatu perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.
Ada perbedaan antara hubungan cinta dari orang yang neurotis dengan hubungan cinta dari kepribadian-kepribadian yang sehat. Orang-orang yang neurotis harus menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya. Apabila mereka member cinta, maka cinta itu di berikan dengan syarat-syarat dan kewajiba-kewajiban yang bersifat timbale balik. Cinta dari orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan, atau mengikat.
Jenis kehangatan yang lain, yaitu perasaan terharu, merupakan hasil pemahaman terhadap kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan, penderitaan, ketakutan, dan kegagalan yang merupakan cirri kehidupan manusia.
3). Keamanan Emosional
Kualitas utama manusia sehat adalah penerimaan diri. Mereka menerima semua segi keberadaan mereka, termasuk kelemahan-kelemahan, dengan tidak menyerah secara pasif terhadap kelemahan tersebut. Selain itu, kepribadian yang sehat tidak tertawan oleh emosi-emosi mereka, dan tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu. Mereka dapat mengendalikan emosi, sehingga tidak menggangu hubungan antarpribadi. Pengendaliannya tidak dengan cara ditekan, tetapi diarahkan kedalam saluran yang lebih konstruktif. Kualitas lain dari kepribadian sehat adalah “sabar terhadap kekecewaan”. Hal ini menujukan bagaimna seseorang bereaksi terhadap tekanan dan hambatan atas berbagai keinginan atau kehendak. Mereka mampu memikirkan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan yang sama. Orang-orang yang sehat tidak bebas dari perasaan taka man dan ketakutan. Namun, mereka tidak terlalu merasa terancam dan dapat menanggulangi perasaan tersebut secara lebih baik daripada kaum neurotis

4). Presepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sebaliknya, orang-orang yang neurotis kerapkali harus mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keingnan, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri. Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu prasangka pribad terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya
5). Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu, suatu tingkat kemampuan. Kita harus menggunakan keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
Allport mengemukakan bahwa ada kemungkinan orang-orang yang memiliki keterampilan-keterampilan menjadi neurotis, akan tetapi tidak mungkin menemukan orang-orang yang sehat dan matang yang tidak mengarahkan keterampilan mereka pada pekerjaan merea. Allport mengutip apa yang dikatakan Harvey Cushing, ahli bedah otak yang terkenal, “satu-satunya cara untuk melangsungkan kehidupan adalah menyelesaikan suatu tugas”
Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitis untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
6). Pemahaman Diri
Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang lain dalam merumuskan gambaran diri yang objektif. Untuk mencapai pemahaman diri yang memadai dituntut pemahaman tentang dirinya menurut keadaan sesungguhnya. Jika gambaran diri yang di pahami semakin dekat dengan keadaan sesungguhnya, individu tersebut semakin matang. Demikian juga apa yang dipikirkan seseorang tentang dirinya, bila semakin dekat(sama) dengan yang dipikirkan orang lain tentang dirinya, berarti ia semakin matang. Orang yang sehat terbuka ada pendapat orang lain dalam merumuskan gambaran diri yang objektif. Orang yang memiliki objektivitas terhadap diri tak mungkin memproyeksikan kualitas pribadi nya kepada orang lain (seolah orang lain negative). Ia dapat menilai orang lain dengan seksama, dan biasa nya ia diterima dengan baik oleh orang lain. Ia juga mampu menertawakan diri sendiri melalui humor yang sehat.


7). Filsafat Hidup
Bagi Allport rupanya mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan. Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan-tujuan) adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Ia memiliki perasaan akan tujuan, perasaan akan tugas untuk bekerja sampai tuntas sebagai batu sendi kehidupannya. Allport menyebut dorongan-dorongan tersebut sebagai keterarahan (directness). Keterarahan tu membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu atau serangkaia tujuan, serta memberikan alasan untuk hidup. Kita membutuhkan tarikan yang tetap dari tujua yang bermakna. Tanpa itu mungkin kita mengalami masalah kepribadian.

E.               Pendapat Rogers
Carl Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien (client centered). Rogers menyusun teorinya dengan pengalamannya sebagai terapis selama bertahun-tahun. Teori Rogers mirip dengan pendekatan Freud, namun pada hakikatnya Rogers berbeda dengan Freud karena Rogers menganggap bahwa manusia pada dasar nya baik atau sehat. Dengan kata lain, Rogers memandang kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup alamiah, sementara penyakit jiwa, kejahatan, dan persoala kemanusiaan lain dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah. Menurut Rogers, memahami dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut Rogers meliputi
1. Perkembangan Kepribadian “self
Inti dari teori-teori Rogers yaitu Individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah-masalah psikisnya asalkan konselor menciprakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Rogers menerima istilah self dari pengalaman-pengalaman realita masing-masing individu. Dalam setiap bertambahnya umur, anak bisa berubah sifat dan perilaku. Konsep pokok dari teori kepribadian Rogers adalah self, sehingga dapat dikatakan self merupakan struktur kepribadian yang sebenarnya. Carl Rogers mendeskripsikan the self  atau self-structure sebagai sebuah konstruk yang menunjukan bagaimana setiap individu melihat dirinya sendiri.
2. Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu
Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengangungan, cinta, kasih, dan saying dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi menjadi 2 yaitu, conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat). Pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tak bersyarat. Mengapa? Karena ini penting, dihargai, diterima, disayang, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan.
3. Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
Menurut pendapat Rogers
Pertama, orang yang sehat secara psikologis akan lebih mudah beradaptasi
Karena orang psikologis bisa melihat dan menilai sifat-sifat seeorang maka dari itu dia mudah beradaptasi. Kedua, manusia –manusia masa depan akan lebih terbuka atas pengalaman-pengalaman mereka, manusia masa depan akan lebih mendengar dirinya dan memperhatikan perasaan bahagia, marah,kecewa,ketakutan, dan kelembutan mereka. Ketiga, dari manusia masa depan adalah kecenderungan untuk hidup sepenuhnya pada masa sekarang. Merujuk kecenderungan untuk hidup pada masa sekarang sebagaikehidupan eksistensial. Manusia masa depan tidak mempunyai kebutuhan untuk menipu diri mereka sendiri ataupun alasan untuk mencoba membuat orang lain kagum. Keempat, manusia masa depan akan tetap percaya terhadap kemampuan diri mereka untuk merasakan hubungan yang hamonis dengan orang lain. Kelima, manusia masa depan akan lebih terintegrasi, lebih utuh, anpa batasan-batasan buatan antara proses kognitif yang dilakukan secara sadar   ataupun yang tidak. Keenam, manusia masa depan mempunyai kepercayaan pada kemanusiaan. Mereka tidak akan menyakiti orang lain hanya untuk kepentingan pribadi; peduli pada orang lain dan akan siap membantu apabila diperlukan; akan mengalami kemarahan, tetapi dapat dipercaya bahwa mereka tidak akan menyerang secara tidak asuk akal melawan orang lain; serta akan merasa agresi, tetapi akan mengalihkannya kea rah yang sepatutnya .
Terakhir, karena manusia masa depan terbuka dengan semua pengalaman, mereka akan lebih menikmati kekayaan hidup dri pada orang lain. Mereka tidak mendistori stimulus internal ataupun menahan emosi mereka .

Rogers memberikan 5 sifat orang yang berfungsi sepenuhnya:
1.                  Keterbukaan pada Pengalaman
Keterbukaan pada pengalaman adalah lawan dari sikap defensif. Setiap pendirian dan perasaan yang berasal dari dalam dan dari luar disampaikan ke system saraf organisme tanpa distorsi atau rintangan.
Orang yang demikian mengetahui segala sesuatu tentang kodratnya; tidak ada segi kepribadian tertutup. Kepribadian adalah fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan-kesempatan persepsidan ungkapan baru. Sebaliknya, kepribadian orang yang defensif, yang beroperasi menurut syarat-syarat penghargaan adalah statis, bersembunyi di belakang peranan-peranan, tidak dapat menerima atau bahkan mengetahui pengalaman-pengalaman tertentu.
Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih “emosional” dalam pengertian bahwa dia mengalami banyak emosi yang bersifat positif dan negatif (misalnya, baik kegembiraan maupun kesusahan) dan mengalami emosi-emosi itu lebih kuat daripada orang yang defensif. 

2.                  Kehidupan Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan, karena orang yang sehat terbuka kepada semua pengalaman, maka diri atau kepribadian terus-menerus dipengaruhi atau disegarkan oleh tiap pengalaman, akan tetapi orang yang defensif harus mengubah suatu pengalaman baru untuk membuatnya harmonis dengan diri; dia memiliki suatu struktur diri yang berprasangka dimana semua pengalaman harus cocok dengannya.
Rogers percaya bahwa kualitas dari kehidupan eksistensial ini merupakan segi yang sangat esensial dari kepribadian yang sehat. Kepribadian terbuka kepada segala sesuatu yang terjadi pada momen itu dan dia menemukan dalam setiap pengalaman suatu struktur yang dapat berubah dengan mudah sebagai respons atas pengalaman momen yang berikutnya.
3.                  Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Prinsip ini mungkin paling baik dipahami dengan menunjuk kepada pengalaman Rogers sendiri. Dia menulis “apabila suatu aktivitas terasa seakan-akan berharga atau perlu dilakukan, maka aktivitas itu perlu dilakukan. Dengan kata lain saya telah belajar bahwa seluruh perasaan organismik saya terhadap suatu situasi lebih dapat dipercaya daripada pikiran saya?”.
Dengan kata lain, bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat dapat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan, lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual.
Karena seluruh kepribadian mengambil bagian dalam proses membuat keputusan, maka orang-orang yang sehat percaya akan keputusan mereka, seperti mereka percaya akan diri mereka sendiri. Sebaliknya orang-orang yang defensif membuat keputusan-keputusan menurut larangan-larangan yang membimbing tingkah lakunya.

4.                  Perasaan Bebas
Rogers percaya bahwa semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin juga ia mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan, dan juga memiliki perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku, keadaan, atau peristiwa-peristiwa masa lampau, karena merasa bebas dan berkuasa maka orang yang sehat melihat sangat banyak pilihan dalam kehidupan dan merasa mampu melakukan apa saja yang mungkin ingin dilakukannya.
Orang yang defensif tidak memiliki perasaan-perasaan bebas. Orang ini dapat memutuskan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu, namun tidak dapat mewujudkan pilihan bebas itu ke dalam tingkah laku yang aktual.
5.                  Kreativitas
Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Orang yang kreatif kerpakali benar-benar menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari situasi khusus apabila konformitas yang demikian itu akan membantu memuaskan kebutuhan merka dan memungkinkan mereka mengmbangkan diri mereka sampai ke tingkat paling penuh.
Orang yang defensif, yang kurang merasa bebas, yang tertutup terhadap banyak pengalaman, dan yang hidup dalam garis-garis pedoman yang telah dikodratkan adalah tidak kreatif dan tidak spontan.
Rogers percaya bahwa orang-orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi-kondisi lingkungan. Mereka memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menanggulangi perubahan-perubahan traumatis seklipun seperti dalam pertempuran atau bencana-bencana alamiah.

F.                Pendapat Maslow
Hirarki Kebutuhan Manusia 

Maslow telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat kebutuhan dasar. Di luar kebutuhan tersebut, kebutuhan tingkat yang lebih tinggi ada. Ini termasuk kebutuhan untuk memahami, apresiasi estetik dan spiritual kebutuhan murni. Dalam tingkat dari lima kebutuhan dasar, orang tidak merasa perlu kedua hingga tuntutan pertama telah puas, maupun ketiga sampai kedua telah puas, dan sebagainya. Hierarkinya adalah sebagai berikut:

 Teori Kebutuhan Maslow 
1.                   Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
2.                   Kebutuhan Keamanan
Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu aman.
3.                   Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4.                   Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
5.                   Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.

Kepribadian Sehat Menurut Maslow

Abraham Maslow mengatakan bahwa kepribadian yang sehat adalah Individu yang dapat mengaktualisasikan dirinya. Individu yang sehat adalah individu yang dapat mengaktualisasikan diri dengan baik dan imbang, yang artinya mengaktualisasikan diri secara optimal. Mereka dapat kebutuhan untuk memenuhi potensi-potensi yang mereka miliki dan mengetahui dan memahami dunia sekitar mereka. Syarat untuk dapat mengaktualisasikan diri sepenuhnya adalah memenuhi hierarki kebutuhan yang diatas.

Meta Needs
Meta needs (meta kebutuhan) merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan kearah mana pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Maslow juga menyebut kebutuhan tersebut B-values, dan B-values adalah tujuan dalam dirinya sendiri dan bukan alat untuk mencapai tujuan lain, keadaan-keadaan ada dan bukan berjuang kearah objek tujuan yang sifatnya khusus. Apabila keadaan-keadaan ini ada sebagai kebutuhan-kebutuhan dan untuk memuaskan atau mencapai keadaan tersebut gagal, maka akan menyakitkan, sama seperti kegagalan untuk memuaskan beberapa kebutuhan yang lebih rendah.

Deficiency Needs
Sedangkan Deficiency needs, suatu kekurangan kebutuhan dimana individu tak dapat memenuhi kebutuhannya, kebutuhan yang timbul karena kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan bantuan orang lain. Deficiency need ini meliputi: kebutuhan jasmaniah, keamanan, memiliki dan mencintai serta harga diri. Dan sifat-sifat dari deficiency needs adalah ketiadaannya menimbulkan penyakit, keberadaannya mencegah timbulnya penyakit, pemulihannya menyembuhkan penyakit, dalam situasi tertentu yang sangat kompleks dan di mana orang bebas memilih, orang  yang  kekurangan kebutuhan akan mengutamakan pemuasan kebutuhan ini dibandingkan jenis kepuasan yang lain. Serta kebutuhan ini tidak aktif, lemah, atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.

Ciri-ciri Actualized People
1.                  Mempunyai persepsi akan kenyataan yang lebih efisien
2.                  Menerima dirinya sendiri, orang lain dan alam.
3.                  Memiliki spontanitas, kesederhanaan dan kealamian
4.                  Dalam kehidupannya mereka melakukan pendekatan yang berfokus pada masalah.
5.                  Mempunyai kebutuhan akan privasi.
6.                  Memiliki kemandirian.
7.                  Melakukan penghargaan dengan cara yang selalu baru.
8.                  Mengalami pengalaman-pegalaman puncak.
9.                  Memiliki keterikatan sosial.
10.              Memiliki hubungan interpersonal yang kuat.
11.              Memiliki sikap yang demokratis
12.              Mempunyai kemampuan untuk membedakan antara cara dan tujuan.
13.              Memiliki rasa humor yang filosofis.
14.              Mempunyai kreativitas
15.              Tidak memilik enkulturasi yang diharuskan oleh kultur
G.              Pendapat Fromm
Pengertian Dasar Teori Fromm
Dasar teori Fromm hampir sama dengan Freud, Ia setuju dengan Freud yang menekankan pentingnya motivasi, tetapi ia tidak sependapat bahwa motivasi itu pertama-tama bersifat instingtif. Fromm berpendapat bahwa selain manusia terdorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan organic, manusia juga terdorong menjadi masyhur dan berkuasa, untuk cinta dan untuk merealisasikan cita-cita religius dan humanistik.

Secara singkat, teori kepribadian yang digagas Fromm sebagai berikut:

Kebebasan manusia yang semakin luas, menempatkan manusia merasa semakin kesepian, dengan kata lain kebebasan menjadikan keadaan yang negatif di mana manusia-manusia melarikan diri.
Manusia selalu berusaha memecahkan kontradiksi-kontradiksi yang ada padanya. Maksudnya bahwa seorang pribadi merupakan bagian sekaligus terpisah dari alam; merupakan binatang, dan sekaligus manusia.

Aspek individu, yakni aspek binatang dan aspek manusia merupakan kondisi-kondisi dasar eksistensi manusia, yang berasumsi bahwa, “pemahaman tentang psikhe manusia harus berdasarkan manusia tentang kebutuhan manusa yang berasal dari kondisi-kondisi eksistensinya.

Kepribadian orang akan berkembang menurut kesempatan yang diberikan kepadanya oleh masyarakat tertentu.

Sebagai manusia tidak lepas dari pasangan tipe karakter nekrofilus danbiofilus. Nekrofilus adalah orang yang tertarik pada kematian, sedangkanbiofilus adalah orang yang mencintai kehidupan.
Sekarang ini lima tipe masyarakat sudah sdemikian menggenjala, berbeda dengan masa-masa sebelumnya, seperti reseptif, eksploitatif, penimbunan, pemasaran, dan produktif.

Kepribadian yang Sehat Menurut Fromm
Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai seutuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara obejektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar di dunia, subjek atau pelaku dari diri dan takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.

Fromm menyebutkan kepribadian yang sehat: orientasi produktif  , yakni suatu konsep yang serupa dengan kepribadian yang matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan diri dari Maslow. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi” , Fromm menunjukan kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, respons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri sendiri.

Empat segi tambahan dalam kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan Fromm dengan orientasi produktif. Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang produktif, pikiran yang produktif, kebahagian dan suara hati.

Cinta yang produktif adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana rekan-rekan dapat mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya cinta yang produktif merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Kita tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat tenaga karena cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang – perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan.

Pikiran yang produktif  meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.

Kebahagian adalah suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi kehidupan yang paling luhur.

Suara hati memiliki dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanisti. Suara hati otoriter adalah penguasa yang berasal dari luar yang di internalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara dari dalam diri dan bukan juga dari suatu perantara dari luar diri. Pendoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internak dan individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyikapi seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan seluruh persetujuan dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan Fromm di tetapkan oleh masyarakat, karena kodrat struktur sosial membantu atau menghalangi kesehatan psikologis. Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit, maka satu-satunya cara untuk mencapai orientasi produktif ialah dengan hidup dalam suatu masyarakat yang waras dan sehat, yaitu masyarakat yang memajukan produktivitas.

Ciri-ciri Kepribadian Sehat
Menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.                  Mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat.
2.                  Mampu mencintai dan dicintai.
3.                  Mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
4.                  Mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat.
5.                  Mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya.
6.                  Memiliki watak sosial yang produktif. 


Sumber:
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian (Theories of Personality). Jakarta : Salemba Humanika.
Basuki,Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Schultz, D.psikologi pertumbuhan : model – model kepribadian sehat. Yogyakarta: kanisius, 1991.
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: KANISUS
Hall S, C & Lindzey G. (1993). Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Kanisius: Yogyakarta
Suryabrata, S.psikologi kepribadian. Jakarta: kanisius, 1982.
Lindsay,Gardner. Editor: Sugiyono. 1993. Psikologi Kepribadian 3 Teori-Teori Kepribadian dan Behavioristik. Kanisius : Yogyakarta
http://www.psychologymania.com/2010/05/erich-fromm-teori-psikologi-sosial.html
Samsyu Yusuf dan Juntika Nurihsan. (2007). Teori Kepribadian. Bandung: Rosda
http://wardalisa.staff.gunadarma.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar