TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
NAMA: MUTIA RAMADAYU
KELAS: 2PA17
NPM: 17514676
A.
Aliran
Psikoanalisa
Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisa.
Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber
perilaku yang tidak normal atau menyimpang
Sumbangan terbesar Freud pada teori kepribadian adalah
eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia
termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari.
Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar
dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam
tidak sadar dan alam bawah sadar.
Dalam psikologi Freudian, ketiga tingkat kehidupan mental
ini dipaham, baik sebagai proses maupun lokasi. Tentu saja, keberadaan lokasi
dari ketiga tingkat tersebut bersifat hipotesis dan tidak nyata ada didalam
tubuh. Sekalipun demikian, ketika membahas alam tidak sadar, Freud melihatnya
sebagai suatu alam tidak sadar sekaligus proses terjadi tanpa disadari
1.
Alam Tidak
Sadar
Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi
segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita sadari tetapi ternyata
mendorong perkataan, perasaan, dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan
perilaku kita yang nyata, seringkali kita tidak menyadari proses mental yang
ada di balik perilaku tersebut. Misalnya seorang pria bisa saja mengetahui
bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak benar-benar memahami alasan
dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.
Dorongan tidak sadar ini muncul di alam bawah sadar setelah
menjalai transformasi tertentu. Contoh nya, seorang dapat mengekspresikan
dorongan erotis atau keinginan untuk melukai orang lain dengan cara menggoga
atau mengolok-olok rang lain. Dorongan sejati(seks atau agresi) menjadi
terselubung dan tersembunyi dari alam sadar kedua orang tersebut. Akan tetapi,
alam tidak sadar orang kedua secara langsung. Keduanya dapat memuaskan dorongan
seksual maupun agresif, tetapi tak satupun diantara mereka menyadari motif di
balik godaan atau olok-olok tersebut. Dengan cara inilah, alam tidak sadar
seseorang bisa berkomunikasi dengan alam tidak sadar dari orang lain, kedua nya
sama – sama tidak sadar akan proses tersebut.
Alam tidak sadar bukan berarti tidak aktif atau dorman.
Dorongan – dorongan d alam tidak sadar terus-menerus berupaya agar sadari, dan
kebanyakan berhasil masuk kea lam sadar, sekalipun tak lagi muncul dalam bentuk
asli. Oleh karna itu, alam bawah sadarnya memotivasinya untuk mengekspresikan
rasa marah melalui ungkapan rasa cinta dan pujian yang berlebihan. Agar
selubung itu benar-benar berhasil mengelabui orang tersebur, maka sering kali
perasaan tersebut muncul dalam bentuk yang sama sekali berbeda dengan perasaan
sebenarnya, tetapi selalu muncul dalam bentuk yag berlebihan dan penuh
kepura-puraan. Mekanisme ini dikenal dengan pembentukan reaksi (reaction
formation) yang akan dibahas secara terpisah dibagian berjudul Mekanisme
Pertahanan (Defense Mechanism) yang terdiri dari represi (repression),
pembentukan reaksi (reaction formation), pengalihan (displacement), fiksasi
(fixation), regresi (regression), proyeksi (projection), introyeksi
(introjection), dan sublimasi (sublimation).
2.
Alam Bawah
Sadar
Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua
elemn yang tak disadari, tetapi bisa muncul kesadaran dengan cepat atau agak
sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar ini datang dari dua smber, yang
pertama adalah persepsi sadar (conscious perception). Apa yang
dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera masuk ke
dalam alam bawah sadar selagi focus perhatian beralih ke pemikiran lain.
Sumber kedua dari gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam
tidak sadar. Sedangkan sejumblah gambaran lain dari alam tidak sadar bisa masuk
kea lam sadar karena bersembunyi dengan baik dalam bentuk mimpi, salah ucap,
ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat.
3.
Alam Sadar
Alam sadar (conscious), yang memainkan peran tak
berarti dalm teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental
yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat
kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui
oleh pikiran agar bisa masuk kea lam sadar yaitu system kesadaran perceptual (perceptual
conscious), yaitu terbuka pada dunia luarr dan berfungsi sebagai perantara
bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.
Sumber kedua bagi elemen alam sadar ini datang dari dalam
struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari
alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi
tersebulung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar.
B.
Aliran
Behavioristik
Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga diebut perspektif
belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa
semua yang dilakukan organism termasuk tindakan, pikiran, atau persaan dapat
dan harus dianggap sebagai perilaku.Behaviorisme beranggapan antara proses yang
dapat diamati secara public (seperti tindakan) dngan proses yang diamati secara
pribadi (seperti pikiran dan perasaan). Teori-teori behavioristiik adalah
proses belajar serta pernan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar
dalam menjalskan perilaku. Semua bentukk tingkahlaku manusia adalah hasil
belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan. Pendekatan
behavioristik terhadap kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu:
1. Perilaku harus dijelaskan dalam pengaruh kausal lingkungan
terhadap diri individu
2. Pemahaman terhadapap manusia harus dibangun berdasarkan
riset ilmiah objektif dikontrol dengan seksama dalam eksperimen laboratorium
Manusia dianalogikan atau dianggap sebagai tikus pintar yang
mempelajari labirin kehidupan. Behavioristik memiliki pandangan tentang
kehendak bebas yaitu perilaku yang ditentukan oleh lingkungan. Tokoh-tokoh
terkenal tentang masalah ini diantaranya adalah:
1. Ivan Pavlov
2. Edward Lee Thorndike
3. John B. Watson
4. B.F. Skinner
C.
Aliran Humanistik
Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai Bapak
dari Psikologi Humaninstik. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap psikologi
behavioristik dan psikoanalisis, dan memfokuskan penelitiannya pada manusia
dengan ciri-ciri eksistensinya.
Psikologi humanistic mulai di amerika serikat pada tahun
1950 dan terus berkembang. Tokoh – tokoh psikologi Humanistik memandang
behavior mendehumanisasi manusia. Psikologi Humanistik mengarahkan perhatiannya
pada humanisasi psikologi yang menekan keunukan manusia. Menurut prikolosi
humanistic manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai
dan pilihan-pilihanya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksaran.
Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya, yang
ditunagkan dalam bukkunya “Motivation and Personality”. Dalam
buku tersebut diuraikan bahwa pada manusia terdapat lima macam kebutuhan yang
berhirarki, meliputi:
1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis(the physiological needs)
2. Kebutuhan –kebutuhan rasa aman (the safety needs / the
security needs)
3. Kebutuhan rasacinta dan memiliki (the love and belongingness
needs)
4. Kebutuhan akan penghargaan diri (the self-esteem needs)
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization
needs)
Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih
memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusiaan. Ada 4 ciri psikologi
yang berorientasi humanistic, yaitu:
a) Memusatkan perhatiannya pada person yang
mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam
mempelajari manusia.
b) Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas
manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang
manusia yang mekanistis dan reduksionis.
c) Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih
masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan
digunakan.
d) Memberkan perhatian ppenuh dan meletakkan nilai
yang tinggi pada kemuliaan dan martabaat manusia serta tertarik pada
perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexto,
1988). Selain Maslow sebagai Tokoh dalam psikologi humanistic, juga Carl Rogers
(1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy (Walgito,B 2002
: 80 )
Pendapat Para Ahli :
D.
Pendapat
Allport
Allport ingin menghilangkan konrtradiksi-kontradiksi dan
kekaburan-kekaburan yang terkandung dalam pembicaraan-embicaraan tentang “diri”
dengan membuang kata itu dan menggantikannya dengan suatu kata lain yang akan
membedakan konsepnya tentang “diri” dari semua konsep lain. Istilah yang
dipilihnya adalah proprium dan dapat didefiniskan dengan memikirkan
bentuk sifat “propriate” seperti dalam kata “appropriate”
Proprium berkembang dari masa bayi sampai masa adolesensi melalui tujuh tingkat “diri”. Apabila semua segi perkembangan telah muncul sepenuhnya, maka segi-segi tersebut dipersatukan dalam suatu konsep proprium. Jadi proprium adalah susunan dari tujuh tingkat “diri” ini. Munculnya proprium merupakan suatu prasyarat untuk suatu kepribadian yang sehat.
“Diri” jasmaniah. Kita tidak dilahirkan dengan suatu perasaan tentang diri. Bayi itdak dapat membedakan antara diri (“saya”) dan dunia sekitarnya. Kira-kira pada usia 15 bulan, maka muncullah tingkat pertama perkembangan proprium diri jasmaniah. Kesadaran akan “saya jasmaniah” misalnya bayi membedakan antara jari-jarinya dan sebuah benda yang dipegang dalam jari-jarinya
Tujuh tingkat diri atau proprium ini berkembang dari masa
bayi sampai masa adolesensi. Suatu kegagalan atau kekecewaan yang hebat pada
setiap tingkat melumpuhkan penampilan tingkat-tingkat berikutnya serta
menghambat integrasi harmonis dari tignkat-tingkat itu dalam proprium.
Dengan demikian pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak sangat penting dalam
perkembangan kepribadian yang sehat
7 kriteria
kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus
dari kepribadian sehat:
1). Perluasan Perasaan Diri
Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas mengjangkau
banyak orang dan benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada individu kkemudia
diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Orang
harus menjadi partisipan yang langsng dan penuh. Allport menamakan hal ini
“pertisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberaa suasana yang
entinf dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas.
Menurut allport, suatu aktivitas harus relevan dan penting
bagi diri; harus berarti sesuatu bagi orang itu. Apabila anda mengerjakan suatu
pekerjaan karena anda percaya bahwa pekerjaan itu penting, menantang kemampuan,
membuat anda merasa enak, maka anda merupakan seorang pertisipan otentik dalam
pekerjaan itu. Aktivitas itu lebih berarti dariipada pendapat yang diperoleh
dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan lain juga.
Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai
aktivitas atau orang atau ide, maka ia semakin sehat secara psikologis. Diri
menjadi tertanam dalam aktivitas-aktivitas yang penuh arti dan menjadi
perluasan pesaraan diri.
2). Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan
dengan orang-orang lain: kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan
terharu.
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan
keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner, teman akrab. Apa yang
dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan
diri yang berkembang baik, syarat lain bagi kapasitas keintiman adalah suatu
perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.
Ada perbedaan antara hubungan cinta dari orang yang neurotis
dengan hubungan cinta dari kepribadian-kepribadian yang sehat. Orang-orang yang
neurotis harus menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk
memberinya. Apabila mereka member cinta, maka cinta itu di berikan dengan
syarat-syarat dan kewajiba-kewajiban yang bersifat timbale balik. Cinta dari
orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan, atau mengikat.
Jenis kehangatan yang lain, yaitu perasaan terharu,
merupakan hasil pemahaman terhadap kondisi dasar manusia dan perasaan
kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang sehat memiliki kapasitas untuk memahami
kesakitan, penderitaan, ketakutan, dan kegagalan yang merupakan cirri kehidupan
manusia.
3). Keamanan Emosional
Kualitas utama manusia sehat adalah penerimaan diri. Mereka
menerima semua segi keberadaan mereka, termasuk kelemahan-kelemahan, dengan
tidak menyerah secara pasif terhadap kelemahan tersebut. Selain itu,
kepribadian yang sehat tidak tertawan oleh emosi-emosi mereka, dan tidak
berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu. Mereka dapat mengendalikan emosi,
sehingga tidak menggangu hubungan antarpribadi. Pengendaliannya tidak dengan
cara ditekan, tetapi diarahkan kedalam saluran yang lebih konstruktif. Kualitas
lain dari kepribadian sehat adalah “sabar terhadap kekecewaan”. Hal ini
menujukan bagaimna seseorang bereaksi terhadap tekanan dan hambatan atas
berbagai keinginan atau kehendak. Mereka mampu memikirkan cara yang berbeda
untuk mencapai tujuan yang sama. Orang-orang yang sehat tidak bebas dari
perasaan taka man dan ketakutan. Namun, mereka tidak terlalu merasa terancam
dan dapat menanggulangi perasaan tersebut secara lebih baik daripada kaum
neurotis
4). Presepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara
objektif. Sebaliknya, orang-orang yang neurotis kerapkali harus mengubah
realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keingnan,
kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri. Orang-orang yang
sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi semuanya
jahat atau semuanya baik menurut suatu prasangka pribad terhadap realitas.
Mereka menerima realitas sebagaimana adanya
5). Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukan perkembangan
keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu, suatu tingkat kemampuan.
Kita harus menggunakan keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias,
melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
Allport mengemukakan bahwa ada kemungkinan orang-orang yang
memiliki keterampilan-keterampilan menjadi neurotis, akan tetapi tidak mungkin
menemukan orang-orang yang sehat dan matang yang tidak mengarahkan keterampilan
mereka pada pekerjaan merea. Allport mengutip apa yang dikatakan Harvey
Cushing, ahli bedah otak yang terkenal, “satu-satunya cara untuk melangsungkan
kehidupan adalah menyelesaikan suatu tugas”
Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan
kontinuitis untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan
psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting melakukannya
dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
6). Pemahaman Diri
Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri
yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis. Orang yang sehat terbuka
pada pendapat orang lain dalam merumuskan gambaran diri yang objektif. Untuk
mencapai pemahaman diri yang memadai dituntut pemahaman tentang dirinya menurut
keadaan sesungguhnya. Jika gambaran diri yang di pahami semakin dekat dengan
keadaan sesungguhnya, individu tersebut semakin matang. Demikian juga apa yang
dipikirkan seseorang tentang dirinya, bila semakin dekat(sama) dengan yang
dipikirkan orang lain tentang dirinya, berarti ia semakin matang. Orang yang
sehat terbuka ada pendapat orang lain dalam merumuskan gambaran diri yang
objektif. Orang yang memiliki objektivitas terhadap diri tak mungkin
memproyeksikan kualitas pribadi nya kepada orang lain (seolah orang lain
negative). Ia dapat menilai orang lain dengan seksama, dan biasa nya ia
diterima dengan baik oleh orang lain. Ia juga mampu menertawakan diri sendiri
melalui humor yang sehat.
7). Filsafat Hidup
Bagi Allport rupanya mustahil memiliki suatu kepribadian
yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan. Allport menekankan
bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan-tujuan) adalah sangat penting bagi
perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Orang yang sehat melihat
ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Ia memiliki perasaan
akan tujuan, perasaan akan tugas untuk bekerja sampai tuntas sebagai batu sendi
kehidupannya. Allport menyebut dorongan-dorongan tersebut sebagai keterarahan
(directness). Keterarahan tu membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju
suatu atau serangkaia tujuan, serta memberikan alasan untuk hidup. Kita
membutuhkan tarikan yang tetap dari tujua yang bermakna. Tanpa itu mungkin kita
mengalami masalah kepribadian.
E.
Pendapat
Rogers
Carl Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan
pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien (client centered). Rogers
menyusun teorinya dengan pengalamannya sebagai terapis selama bertahun-tahun.
Teori Rogers mirip dengan pendekatan Freud, namun pada hakikatnya Rogers
berbeda dengan Freud karena Rogers menganggap bahwa manusia pada dasar nya baik
atau sehat. Dengan kata lain, Rogers memandang kesehatan mental sebagai proses
perkembangan hidup alamiah, sementara penyakit jiwa, kejahatan, dan persoala
kemanusiaan lain dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah.
Menurut Rogers, memahami dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut Rogers
meliputi
1. Perkembangan Kepribadian “self”
Inti dari teori-teori Rogers yaitu Individu memiliki
kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani
masalah-masalah psikisnya asalkan konselor menciprakan kondisi yang dapat
mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Rogers menerima
istilah self dari pengalaman-pengalaman realita masing-masing individu. Dalam
setiap bertambahnya umur, anak bisa berubah sifat dan perilaku. Konsep pokok
dari teori kepribadian Rogers adalah self, sehingga dapat dikatakan
self merupakan struktur kepribadian yang sebenarnya. Carl Rogers
mendeskripsikan the self atau self-structure sebagai
sebuah konstruk yang menunjukan bagaimana setiap individu melihat dirinya
sendiri.
2. Peranan positive regard dalam pembentukan
kepribadian individu
Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan
kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengangungan, cinta, kasih, dan saying dari
orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi
menjadi 2 yaitu, conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional
positive regard (tak bersyarat). Pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah
pribadi yang mengalami penghargaan positif tak bersyarat. Mengapa? Karena ini
penting, dihargai, diterima, disayang, dicintai sebagai seseorang yang berarti
tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan.
3. Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
Menurut pendapat Rogers
Pertama, orang yang sehat secara psikologis akan lebih mudah
beradaptasi
Karena orang psikologis bisa melihat dan
menilai sifat-sifat seeorang maka dari itu dia mudah beradaptasi. Kedua,
manusia –manusia masa depan akan lebih terbuka atas
pengalaman-pengalaman mereka, manusia masa depan akan lebih mendengar
dirinya dan memperhatikan perasaan bahagia, marah,kecewa,ketakutan, dan
kelembutan mereka. Ketiga, dari manusia masa depan adalah kecenderungan
untuk hidup sepenuhnya pada masa sekarang. Merujuk
kecenderungan untuk hidup pada masa sekarang sebagaikehidupan
eksistensial. Manusia masa depan tidak mempunyai kebutuhan untuk menipu
diri mereka sendiri ataupun alasan untuk mencoba membuat orang lain kagum. Keempat,
manusia masa depan akan tetap percaya terhadap kemampuan diri mereka untuk
merasakan hubungan yang hamonis dengan orang lain. Kelima,
manusia masa depan akan lebih terintegrasi, lebih utuh, anpa batasan-batasan
buatan antara proses kognitif yang dilakukan secara sadar ataupun
yang tidak. Keenam, manusia masa depan mempunyai kepercayaan
pada kemanusiaan. Mereka tidak akan menyakiti orang lain hanya untuk
kepentingan pribadi; peduli pada orang lain dan akan siap membantu apabila
diperlukan; akan mengalami kemarahan, tetapi dapat dipercaya bahwa mereka tidak
akan menyerang secara tidak asuk akal melawan orang lain; serta akan merasa
agresi, tetapi akan mengalihkannya kea rah yang sepatutnya .
Terakhir, karena manusia masa depan terbuka
dengan semua pengalaman, mereka akan lebih menikmati kekayaan hidup dri
pada orang lain. Mereka tidak mendistori stimulus internal ataupun menahan
emosi mereka .
Rogers memberikan 5 sifat orang yang berfungsi sepenuhnya:
1.
Keterbukaan
pada Pengalaman
Keterbukaan pada pengalaman adalah lawan dari sikap
defensif. Setiap pendirian dan perasaan yang berasal dari dalam dan dari luar
disampaikan ke system saraf organisme tanpa distorsi atau rintangan.
Orang yang demikian mengetahui segala sesuatu tentang
kodratnya; tidak ada segi kepribadian tertutup. Kepribadian adalah fleksibel,
tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan,
tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan-kesempatan
persepsidan ungkapan baru. Sebaliknya, kepribadian orang yang defensif, yang
beroperasi menurut syarat-syarat penghargaan adalah statis, bersembunyi di
belakang peranan-peranan, tidak dapat menerima atau bahkan mengetahui
pengalaman-pengalaman tertentu.
Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih
“emosional” dalam pengertian bahwa dia mengalami banyak emosi yang bersifat
positif dan negatif (misalnya, baik kegembiraan maupun kesusahan) dan mengalami
emosi-emosi itu lebih kuat daripada orang yang defensif.
2.
Kehidupan
Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam
setiap momen kehidupan, karena orang yang sehat terbuka kepada semua
pengalaman, maka diri atau kepribadian terus-menerus dipengaruhi atau
disegarkan oleh tiap pengalaman, akan tetapi orang yang defensif harus mengubah
suatu pengalaman baru untuk membuatnya harmonis dengan diri; dia memiliki suatu
struktur diri yang berprasangka dimana semua pengalaman harus cocok dengannya.
Rogers percaya bahwa kualitas dari kehidupan
eksistensial ini merupakan segi yang sangat esensial dari kepribadian yang
sehat. Kepribadian terbuka kepada segala sesuatu yang terjadi pada momen itu
dan dia menemukan dalam setiap pengalaman suatu struktur yang dapat berubah
dengan mudah sebagai respons atas pengalaman momen yang berikutnya.
3.
Kepercayaan
Terhadap Organisme Orang Sendiri
Prinsip ini mungkin paling baik dipahami dengan menunjuk
kepada pengalaman Rogers sendiri. Dia menulis “apabila suatu
aktivitas terasa seakan-akan berharga atau perlu dilakukan, maka aktivitas itu
perlu dilakukan. Dengan kata lain saya telah belajar bahwa seluruh perasaan organismik
saya terhadap suatu situasi lebih dapat dipercaya daripada pikiran saya?”.
Dengan kata lain, bertingkah laku menurut apa yang dirasa
benar, merupakan pedoman yang sangat dapat diandalkan dalam memutuskan suatu
tindakan, lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau
intelektual.
Karena seluruh kepribadian mengambil bagian dalam proses
membuat keputusan, maka orang-orang yang sehat percaya akan keputusan mereka,
seperti mereka percaya akan diri mereka sendiri. Sebaliknya orang-orang yang
defensif membuat keputusan-keputusan menurut larangan-larangan yang membimbing
tingkah lakunya.
4.
Perasaan
Bebas
Rogers percaya bahwa semakin seseorang sehat secara
psikologis, semakin juga ia mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak.
Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau
rintangan-rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan, dan juga memiliki
perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa
depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku, keadaan, atau
peristiwa-peristiwa masa lampau, karena merasa bebas dan berkuasa maka orang
yang sehat melihat sangat banyak pilihan dalam kehidupan dan merasa mampu
melakukan apa saja yang mungkin ingin dilakukannya.
Orang yang defensif tidak memiliki perasaan-perasaan bebas.
Orang ini dapat memutuskan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu, namun
tidak dapat mewujudkan pilihan bebas itu ke dalam tingkah laku yang aktual.
5.
Kreativitas
Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Orang
yang kreatif kerpakali benar-benar menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan
dari situasi khusus apabila konformitas yang demikian itu akan membantu
memuaskan kebutuhan merka dan memungkinkan mereka mengmbangkan diri mereka
sampai ke tingkat paling penuh.
Orang yang defensif, yang kurang merasa bebas, yang tertutup
terhadap banyak pengalaman, dan yang hidup dalam garis-garis pedoman yang telah
dikodratkan adalah tidak kreatif dan tidak spontan.
Rogers percaya bahwa orang-orang yang berfungsi
sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap
perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi-kondisi lingkungan. Mereka
memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menanggulangi perubahan-perubahan
traumatis seklipun seperti dalam pertempuran atau bencana-bencana alamiah.
F.
Pendapat
Maslow
Hirarki Kebutuhan Manusia
Maslow telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat
kebutuhan dasar. Di luar kebutuhan tersebut, kebutuhan tingkat yang lebih
tinggi ada. Ini termasuk kebutuhan untuk memahami, apresiasi estetik dan
spiritual kebutuhan murni. Dalam tingkat dari lima kebutuhan dasar, orang tidak
merasa perlu kedua hingga tuntutan pertama telah puas, maupun ketiga sampai
kedua telah puas, dan sebagainya. Hierarkinya adalah sebagai berikut:
Teori Kebutuhan Maslow
1.
Kebutuhan
Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan
oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan
kuat karena jika seseorang tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan
datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
2.
Kebutuhan
Keamanan
Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak
mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi
aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan mereka kebutuhan
kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur sosial
(seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa tidak
aman dan perlu aman.
3.
Kebutuhan
Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan
fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan
dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan
kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih
sayang dan memberikan rasa memiliki.
4.
Kebutuhan
Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan
untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan
untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki
kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat
dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan
berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa
rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
5.
Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya
maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan
aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang
itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman harus
melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam
tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu,
singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau
diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu
gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada
kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Kepribadian Sehat Menurut Maslow
Abraham Maslow mengatakan bahwa kepribadian yang sehat
adalah Individu yang dapat mengaktualisasikan dirinya. Individu yang sehat adalah
individu yang dapat mengaktualisasikan diri dengan baik dan imbang, yang
artinya mengaktualisasikan diri secara optimal. Mereka dapat kebutuhan untuk
memenuhi potensi-potensi yang mereka miliki dan mengetahui dan memahami dunia
sekitar mereka. Syarat untuk dapat mengaktualisasikan diri sepenuhnya adalah
memenuhi hierarki kebutuhan yang diatas.
Meta Needs
Meta needs (meta
kebutuhan) merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan kearah mana
pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Maslow juga menyebut kebutuhan
tersebut B-values, dan B-values adalah tujuan dalam dirinya sendiri dan bukan
alat untuk mencapai tujuan lain, keadaan-keadaan ada dan bukan berjuang kearah
objek tujuan yang sifatnya khusus. Apabila keadaan-keadaan ini ada sebagai
kebutuhan-kebutuhan dan untuk memuaskan atau mencapai keadaan tersebut gagal,
maka akan menyakitkan, sama seperti kegagalan untuk memuaskan beberapa
kebutuhan yang lebih rendah.
Deficiency Needs
Sedangkan Deficiency needs, suatu
kekurangan kebutuhan dimana individu tak dapat memenuhi kebutuhannya, kebutuhan
yang timbul karena kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan bantuan
orang lain. Deficiency need ini meliputi: kebutuhan jasmaniah,
keamanan, memiliki dan mencintai serta harga diri. Dan sifat-sifat dari deficiency
needs adalah ketiadaannya menimbulkan penyakit, keberadaannya mencegah
timbulnya penyakit, pemulihannya menyembuhkan penyakit, dalam situasi tertentu
yang sangat kompleks dan di mana orang bebas memilih, orang yang
kekurangan kebutuhan akan mengutamakan pemuasan kebutuhan ini
dibandingkan jenis kepuasan yang lain. Serta kebutuhan ini tidak aktif, lemah,
atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.
Ciri-ciri Actualized People
1.
Mempunyai persepsi akan kenyataan
yang lebih efisien
2.
Menerima dirinya sendiri, orang lain
dan alam.
3.
Memiliki spontanitas, kesederhanaan
dan kealamian
4.
Dalam kehidupannya mereka melakukan
pendekatan yang berfokus pada masalah.
5.
Mempunyai kebutuhan akan privasi.
6.
Memiliki kemandirian.
7.
Melakukan penghargaan dengan cara
yang selalu baru.
8.
Mengalami pengalaman-pegalaman
puncak.
9.
Memiliki keterikatan sosial.
10.
Memiliki hubungan interpersonal yang
kuat.
11.
Memiliki sikap yang demokratis
12.
Mempunyai kemampuan untuk membedakan
antara cara dan tujuan.
13.
Memiliki rasa humor yang filosofis.
14.
Mempunyai kreativitas
15.
Tidak memilik enkulturasi yang
diharuskan oleh kultur
G.
Pendapat
Fromm
Pengertian Dasar Teori Fromm
Dasar teori Fromm hampir sama dengan Freud, Ia setuju dengan
Freud yang menekankan pentingnya motivasi, tetapi ia tidak sependapat bahwa
motivasi itu pertama-tama bersifat instingtif. Fromm berpendapat bahwa selain
manusia terdorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan organic, manusia juga
terdorong menjadi masyhur dan berkuasa, untuk cinta dan untuk merealisasikan
cita-cita religius dan humanistik.
Secara singkat, teori kepribadian yang digagas Fromm sebagai
berikut:
Kebebasan manusia yang semakin luas, menempatkan manusia
merasa semakin kesepian, dengan kata lain kebebasan menjadikan keadaan yang
negatif di mana manusia-manusia melarikan diri.
Manusia selalu berusaha memecahkan kontradiksi-kontradiksi
yang ada padanya. Maksudnya bahwa seorang pribadi merupakan bagian sekaligus
terpisah dari alam; merupakan binatang, dan sekaligus manusia.
Aspek individu, yakni aspek binatang dan aspek manusia
merupakan kondisi-kondisi dasar eksistensi manusia, yang berasumsi bahwa,
“pemahaman tentang psikhe manusia harus berdasarkan manusia
tentang kebutuhan manusa yang berasal dari kondisi-kondisi eksistensinya.
Kepribadian orang akan berkembang menurut kesempatan yang
diberikan kepadanya oleh masyarakat tertentu.
Sebagai manusia tidak lepas dari pasangan tipe
karakter nekrofilus danbiofilus. Nekrofilus adalah
orang yang tertarik pada kematian, sedangkanbiofilus adalah orang
yang mencintai kehidupan.
Sekarang ini lima tipe masyarakat sudah sdemikian
menggenjala, berbeda dengan masa-masa sebelumnya, seperti reseptif,
eksploitatif, penimbunan, pemasaran, dan produktif.
Kepribadian yang Sehat Menurut Fromm
Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian
yang sehat. Orang yang demikian mencintai seutuhnya, kreatif, memiliki
kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri
secara obejektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan
dengan dan berakar di dunia, subjek atau pelaku dari diri dan takdir, dan bebas
dari ikatan-ikatan sumbang.
Fromm menyebutkan kepribadian yang sehat: orientasi
produktif , yakni suatu konsep yang serupa dengan kepribadian
yang matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan diri dari Maslow.
Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari
potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi” , Fromm menunjukan kata
itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi
kehidupan, respons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap
orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap
diri sendiri.
Empat segi tambahan dalam kepribadian yang sehat dapat
membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan Fromm dengan orientasi produktif.
Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang produktif, pikiran yang produktif,
kebahagian dan suara hati.
Cinta yang produktif adalah
suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana rekan-rekan dapat
mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya cinta yang produktif
merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Kita
tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat tenaga karena cinta yang
produktif menyangkut empat sifat yang menantang – perhatian, tanggung jawab,
respek, dan pengetahuan.
Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas.
Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek
pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
Kebahagian adalah
suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi
produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm
menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana
berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi
kehidupan yang paling luhur.
Suara hati memiliki
dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanisti. Suara hati
otoriter adalah penguasa yang berasal dari luar yang di internalisasikan, yang
memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara
dari dalam diri dan bukan juga dari suatu perantara dari luar diri. Pendoman
kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internak dan individual. Orang
bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan
menyikapi seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan
seluruh persetujuan dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan Fromm
di tetapkan oleh masyarakat, karena kodrat struktur sosial membantu atau
menghalangi kesehatan psikologis. Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit,
maka satu-satunya cara untuk mencapai orientasi produktif ialah dengan hidup
dalam suatu masyarakat yang waras dan sehat, yaitu masyarakat yang memajukan
produktivitas.
Ciri-ciri Kepribadian Sehat
Menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Mampu mengembangkan hidupnya sebagai
makhluk sosial di dalam masyarakat.
2.
Mampu mencintai dan dicintai.
3.
Mampu mempercayai dan dipercayai
tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
4.
Mampu hidup bersolidaritas dengan
orang lain tanpa syarat.
5.
Mampu menjaga jarak antar dirinya
dengan masyarakat tanpa merusaknya.
6.
Memiliki watak sosial yang produktif.
Sumber:
Feist, Jess dan Gregory J. Feist.
2010. Teori Kepribadian (Theories of
Personality). Jakarta : Salemba Humanika.
Basuki,Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas
Gunadarma.
Schultz, D.psikologi pertumbuhan :
model – model kepribadian sehat. Yogyakarta: kanisius, 1991.
Schultz, D. (1991). Psikologi
Pertumbuhan. Yogyakarta: KANISUS
Hall S, C & Lindzey G. (1993). Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Kanisius: Yogyakarta
Hall S, C & Lindzey G. (1993). Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Kanisius: Yogyakarta
Suryabrata, S.psikologi kepribadian.
Jakarta: kanisius, 1982.
Lindsay,Gardner. Editor: Sugiyono.
1993. Psikologi Kepribadian 3 Teori-Teori Kepribadian dan Behavioristik.
Kanisius : Yogyakarta
http://www.psychologymania.com/2010/05/erich-fromm-teori-psikologi-sosial.html
Samsyu Yusuf dan Juntika Nurihsan.
(2007). Teori Kepribadian. Bandung: Rosda
http://wardalisa.staff.gunadarma.ac.id