MITOLOGI PSYCHE
TUGAS 1
TUGAS 1
NAMA :
1. ADELINA AYU A (10514207)
2. DIMAS FEBRIANSYAH (13514098)
3. DEVIA HIRA W (12514840)
4. MUTIA RAMADAYU (17514676)
KELAS : 3PA17
“Dunia” kita dinamakan psikologi sebagai penghormatan
pada tokoh mitologi Yunani, Psyche, yang berarti jiwa dalam bahasa Yunani dan
Latin. Psyche adalah putri bungsu seorang maharaja. Kecantikan lahir batinnya
membuat banyak manusia dari segenap penjuru dunia rela menempuh perjalanan
panjang sekedar untuk mencuri pandang dan mengaguminya. Venus selaku dewi
kecantikan pun iri padanya karena pemujian manusia terhadap Psyche melalaikan
mereka dari pemujaan terhadap Venus. Venus kemudian meminta anaknya, Cupid sang
dewa cinta, untuk membuat Psyche terjatuh cintanya pada mahluk paling
menjijikkan di dunia.
Cupid pun merekayasa orang tua Psyche untuk
meninggalkan Psyche di sebuah puncak bukit dimana ia akan ditunangkan dengan
seekor ular buruk rupa lagi keji tak tak terperi. Psyche meratapi
nasibnya namun pasrah pada takdir karena meskipun ia cantik namun saat itu tak
satupun manusia yang jatuh cinta padanya dan tampaknya hanya ular itulah yang
bersedia berbagi hidup dengannya. Karena kesibukannya Venus pun mulai
melupakan Psyche. Sementara itu Cupid yang terpana melihat
kecantikan Psyche tanpa sengaja tergores anak panahnya sendiri. Anak
panah Cupid mengandung cairan racun yang amat licin sehingga mampu
menggelincirkan cinta seseorang. Cupid jatuh cinta pada Psyche. Tinimbang
membawa Psyche pada monster, Cupid membawanya ke istana Cupid dan memperistri
Psyche. Karena Psyche bukanlah dewi maka Cupid tidak memberi Psyche kesempatan
untuk mengetahui jati diri Cupid atau bahkan sekedar melihat rupanya. Cupid
hanya mendatangi Psyche ketika malam melarut dan meminta Psyche bersumpah untuk
tak kan memandang wajahnya. Bersama Cupid, Psyche hidup dalam kebahagiaan
berselimut misteri.
Saudari-saudari Psyche iri melihat kemegahan istananya
dan berkonspirasi untuk menghancurkan kebahagiaannya. Mereka menghasut Psyche
dengan menyatakan bila suaminya sangat merahasiakan identitas dan penampilannya
maka pasti ada sesuatu yang salah dengan suaminya. Akhirnya Psyche
tak mampu lagi menanggung ketidakpastian jati diri dan rupa suaminya. Suatu
malam ketika Cupid tidur maka Psyche mengendap-endap membawa lampu teplok untuk
melihat rupa Cupid. Betapa terkejutnya Psyche ketika bukan monsterlah yang
ditemuinya melainkan seorang tampan yang setampan-tampannya hingga kata
tampanpun tak mampu lagi mewakili ketampanannya. Tangan Psyche terkulai
gemeletar. Kegemetaran itu membuat semprong dan minyak lampu teplok
tumpah dan membakar dada bidang Cupid. Ketika Cupid bangun dan mendapati istrinya
melanggar sumpah ia pun bergegas pergi.
Dalam derita
batin karena melanggar sumpah, melukai Cupid, dan kehilangan Cupid, Psyche
bersumpah akan membuktikan pada Cupid how much she loves him dengan
menghabiskan sisa hidupnya mencari Cupid. Dia memohon pertolongan pada semua
dewa namun tak satupun membantu karena takut dimurkai Venus. Akhirnya dalam
keputusasaannya ia memohon pertolongan Venus.
Dasar anak
mami, Cupid mengadu pada ibunya dan memintanya untuk menghapus lukanya. Ketika
Venus mendengar Cupid menikahi Psyche dan Psyche menghianati sumpahnya maka
Venus berniat menghukum berat Psyche. Saat Psyche memohon ampunan pada Venus
maka Venus mencercanya dan menyatakan bahwa keampunan hanya dapat didapatkan
setelah Psyche menunaikan beberapa tugas. Tugas-tugas tersebut mustahil untuk
ditunaikan namun Psyche berharap dalam usahanya memenuhi tugas ia akan berjumpa
kembali dengan cintanya yang hilang. Dalam ujian pertama Venus mencampur
biji-bijian, tepung dan jewawut dalam satu ember dan memberi Psyche waktu
hingga tengah malam untuk mengelompokkan masing-masing butiran halus tersebut.
Psyche nyaris putus asa namun sekelompok semut yang terharu melihat sungai air
mata di lembut pipinya membantunya mengklasifikasikannya. Melihat hal
itu tambah murkalah kemarahan Venus.
Venus
kemudian memberikan tugas yang lebih mustahil seperti mengambil bulu berwarna
emas dari domba putih yang galak dan mengambil air hitam dari jernihnya Sungai
Styx yang memisahkan alam dunia dan akhirat. Sekali lagi atas bantuan pihak
ketiga Psyche mampu menunaikannya. Akhirnya Cupid yang telah sembuh dari luka
fisiknya ingin membalut luka batinnya akibat kerinduan pada Psyche dengan
menemui Psyche dan meyakinkannya bahwa pencariannya telah berakhir. Cupid ingin
balikan dengan Psyche sehingga ia meminta Jupiter, Dewa dari segala dewa, untuk
mengangkat pangkat Psyche menjadi dewi. Setelah melalui sidang General
Assembly Perserikatan Dewa-Dewa (PDD) maka Sekretaris Jendral Jupiter
mengangkat Psyche sebagai dewi dan meratifikasi pernikahan Cupid Vs Psyche.
Venus pun ikut senang karena putranya yang manja itu mendapat pasangan yang
sepadan terlebih lagi jika Psyche berdomisili di Surga maka umat
manusia di bumi tidak terganggu lagi konsentrasinya untuk memuja Venus.
Keingintahuan
Psyche dan pencariannya terhadap pengetahuan (tentang jati diri dan rupa Venus)
dan cinta merupakan symbol semangat keingintahuan kita terhadap manusia dan
kemanusiaan. Kisah Psyche merupakan contoh dari pelbagai fenomena yang ingin
kita pelajari: rasa ingin tahu, kedengkian, altruisme, ketabahan dan tentu
saja, Cinta.
Di atas segalanya kisah tersebut adalah symbol bahwa
apa yang ingin kita pahami mungkin tidak akan sepenuhnya tertangkap namun ada
satu hal yang tidak dapat dirampas dari diri kita: the human spirit. Sesukar
apapun Psyche tetap bertahan dalam pencariannya terhadap hal yang akan
melengkapkan jiwanya. Love and soul…had sought and, after some
trials,found each other, and that union could never be broken (Hamilton in
mythology, 1942)
Diterjemahkan
secara hiperbolis dari In Search of Human Mind (Sternberg, 1998)
Dalam Bahasa Yunani, kata "psyche" selain bermakna
"jiwa", juga berarti "kupu-kupu". Kupu-kupu merupakan
simbol alam dari transformasi dan perkembangan yang luar biasa, sebagaimana
ungkapan dalam Bahasa Inggris: "Just
when the caterpillar thought the world was over, it became a butterfly."
Semoga kita selaku pegiat psikologi dapat mendukung para
"caterpillar" untuk bersabar menjalani metamorfosis, melalui berbagai
masalah, tantangan dan pembelajaran, sebelum akhirnya menjadi "butterfly" yang indah dan
dapat terbang mengangkasa.
Begitulah sekilas tentang mitologi asal kata Psikologi
yang diambil dari kata PSYCHE.
Copied from:
·
Ibnu Mundzir
<imundzir@yahoo.com> psiindonesia@yahoogroups.com
·
http://psike-sophia.blogspot.co.id/2012/10/mitologi-psyche.html?m=1