Sabtu, 14 Januari 2017

TUGAS 4

NAMA: MUTIA RAMADAYU
KELAS: 3PA17
NPM: 17514676
TUGAS 4
"EMPOWERMENT, STRESS & KONFLIK DAN KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN


1.      Empowerment, Stress & Konflik
A.     Empowerment
Empowerment adalah upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat. Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri.
Secara umum pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu proses sosial multi-dimensional yang membantu penduduk untuk mengawasi kehidupannya sendiri. Pemberdayaan itu merupakan suatu proses yang memupuk kekuasaan (yaitu, kemampuan mengimplementasikan) pada individu, untuk penggunaan bagi kehidupan mereka sendiri, komunitas mereka, dengan berbuat mengenai norma - norma yang mereka tentukan. (Page & Czuba, 1999:3).
B.     Stress
Stress adalah respon psikologis dari tubuh terhadap tekanan yang diterimanya, khususnya berbagai kejadian yang mengancam, menantang, atau mengandung unsur perubahan. Ketika tuntutan yang dibebankan pada seseorang berlebihan atau melebihi kemampuan yang dimiliki maka akan membuat seseorang tersebut berada dibawah stres yang berlebihan. (Brealey, 2002)
-        Sumber Stress
Menurut Cary Cooper (Rini, 2002) sumber stres  ada lima yaitu sebagai berikut
ü  Kondisi Pekerjaan.
ü  Lingkungan.
ü  Deprivational stress.

ü  Pekerjaan beresiko tinggi.
ü  Konflik Peran.
C.    Konflik
konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi. (Killman & Thomas 1978)


-        Jenis-Jenis Konflik
ü  Konflik Intra Individu
Konflik ini dialami oleh individu dengan dirinya sendiri karena adanya tekanan peran dan ekpektasi di luar berbeda dengan keinginan dan harapannya
ü  Konflik Antar Individu
Konflik yang terjadi antar individu yang berada dalam suatu kelompok atau antarindividu pada kelompok yang berbeda
ü  Konflik Antar Kelompok
Konflik yang bersifat kolektif antara satu kelompok dengan kelompok yang berbeda
ü Konflik Organisasi
Konflik yang terjadi antara unit organisasi yang bersifat struktural maupun fungsional
-        Proses Konflik
Menurut Pondi, Proses terjadinya konflik sebagai berikut:
ü  Konflik Laten (Latent Conflict), konflik Laten merupakan tahap dari munculnya faktor-faktor penyebab konflik dalam organisasi. Bentuk-bentuk dasar dari situasi ini ialah persaingan untuk memperebutkan sumberdaya yang terbatas, konflik peran, persaingan perebutan posisi di dalam organisasi
ü  Konflik Yang Dipersepsikan (Perceived Conflict), pada tahap ini salah satu pihak memandang pihak lain sebagai penghambat atau mengancam pencapaian tujuannya.
ü  Konflik Yang Dimanifestasikan (Manifest Conflict), pada tahap ini perilaku tertentu sebagai indikator konflik sudah mulai ditunjukkan, seperti adanya sabotase, agresi terbuka, konfrontasi, rendahnya kinerja dan lain sebagainya.
ü  Resolusi Konflik (Conflict Resolution), pada tahap ini konflik yang terjadi diselesaikan dengan berbagai macam cara dan pendekatan.
ü  Konflik Aftermath, jika konflik sudah benar-benar diselesaikan maka hal itu akan meningkatkan hubungan para anggota organisasi. Hanya saja jika penyelesaian konflik tidak tepat, maka akan dapat menimbulkan konflik yang baru.
D.    Kasus
-        Stress
Li Yuan
Li Yuan adalah seorang karyawan yang bekerja di bidang periklanan di China. Di usianya yang ke-24, Yuan diketahui meninggal pada bulan Mei 2013. Sebulan sebelumnya, Yuan diketahui seringkali bekerja terlalu keras dan tanpa henti. Dia seringkali bekerja lembur hingga pukul 11 malam di perusahaannya Ogilvy & Mather China.

Pada hari Senin pukul lima sore, Yuan tiba-tiba saja berdiri dan mengeluhkan sakit pada bagian dadanya. Setelahnya dia jatuh tak sadarkan diri. Yuan segera dilarikan ke rumah sakit, namun sudah terlambat. Dokter menjelaskan bahwa dia meninggal akibat serangan jantung.

Diketahui bahwa China memang memiliki angka yang cukup tinggi, bahkan mengalahkan Jepang, untuk jumlah karyawan yang meninggal akibat pekerjaan. sekitar 600.000 karyawan di China meninggal akibat ‘kelelahan’ setiap tahunnya, seperti dilansir oleh The China Youth Daily. Kebanyakan penyebabnya berkaitan dengan stres, stroke, dan serangan jantung. Beberapa gejala yang dialami adalah insomnia, anoreksia, serta rasa sakit pada dada.

Solusinya:
Kementerian Tenagakerjaan perlu membuat aturan yang legal dan ketat soal jam kerja, agar menghindari hal-hal seperti diatas
-        Konflik
Konflik ini terjadi pada tanggal 27 Oktober 2012 hingga 29 Oktober 2012. Yang menjadi penyebab konflik adalah saat ada dua gadis yang berasal dari Desa Agom diganggu oleh sekelompok pemuda yang berasal dari desa Balinuraga. Kedua gadis ini sedang naik sepeda motor kemudian diganggu hingga kedua terjatuh dan mengalami luka-luka. Sontak kejadian ini memicu amarah dari warga desa Agom. Mereka kemudian mendatangi Desa Balinuraga yang mayoritas beretnis Bali dengan membawa sajam dan senjata. Bentrok pun tak terhindarkan hingga menewaskan total 10 orang.

Solusinya:
Perlu kedewasaan dalam menyikapi hal-hal seperti ini, alangkah baiknya kedua pihak menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin

2.      Komunikasi Dalam Manajemen
A.    Komunikasi
Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh  pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi  (Astrid)
B.     Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi termasuk juga suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, dan menunjukkan sikap tertentu seperti tersenyum, mengangkat bahu dan sebagainya. Komunikasi ini disebut komunikasi nonverbal. Proses komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Melalui komunikasi sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
1.    Komunikator
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses komunikasi.Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga memberikan respons dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima, dan publik yang terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.    Pesan
Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain.Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya.Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan.Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul

3.    Penerima
Penerima adalah pihak yang memperoleh pesan atau stimulus yang dikirmkan oleh sumber. Stimulus yang diterima tersebut dapat terdiri dari beraneka ragam bentuk, seperti kata-kata, tulisan, gerak-gerik, mimik muka, ekspresi wajah, sentuhan, aroma, serta perbuatan atau tingkah laku lawan bicara.Selanjutnya, peran penerima adalah mencerna dan menanggapi stimulus tersebut dengan mendengar, melihat, membau, atau merasakan.Secara garis besar, penerima dapat terbagi menjadi penerima aktif dan penerima pasif.Penerima pasif adalah orang yang hanya menerima stimulus yang datang kepadanya, tanpa memberikan tanggapan serta umpan balik (feedback).Sedangkan, penerima aktif adalah orang yang tidak saja menerima stimulus yang datang kepadanya, tetapi juga memberikan tanggapan atau feedback secara aktif (berkelanjutan) kepada pengirim.

4.  Feedback
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak

C.    Hambatan Komunikasi

1.      Hambatan dari Proses  Komunikasi
     Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan     belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi  oleh     perasaan atau situasi emosional dan hambatan dalam           penyandian/simbol.  
2.      Hambatan Fisik
     Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca           gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan,           gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3.      Hambatan Semantik
     Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi  kadang-kadang mempunyai  arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit          antara pemberi pesan dan penerima.
4.      Hambatan Psikologis 
     Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim  dan penerima pesan.



D.    Komunikasi Interpersonal efektif dalam organisasi
Komunikasi dapat dikatakan efektif apa bila komunikasi yang di lakukan dimana:
- Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya.
- Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menundak lanjuti pesan yang dikirim.
Komunikasi interpersonal efektif adalah komunikasi yang terkandung dalam tatap muka dan saling mempengaruhi, mendengarkan, menyampaikan pernyataan, keterbukaan, kepekaan yang merupakan cara paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung.
Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapun berkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Proses berkomunikasi dimulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh penerima. Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
1. Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.

2. Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.
E.     Pengolahan Informasi dalam Komunikasi
Model Pengolahan Informasi ; rational, limited capacity, expert, dan cybermatic.
Model-model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Model Pengolahan informasi berorientasi pada :
-                    Proses Kognitif
-                    Pemahaman Dunia
-                    Pemecahan Masalah
-                    Berpikir Induktif

F.     Model Interaktif Manajemen dalam Komunikasi
1.      Confidence
     Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa    nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi       bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2.      Immediacy
     Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut          menjadi segar dan tidak membosankan
3.      Interaction management
     Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan   juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan
4.      Expressiveness
     Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5.      Other-orientation

Daftar Pustaka
Brealey, Erika. 2002. Seri 10 Menit Menghilangkan Stres (terjemahan Sara C.Simanjuntak). Batam : Karisma Publishing Group
Cooper Cary & Straw Alison, 1995. Stress Management Yang Sukses. Jakarta: Kesain Blanc
Louis R. Pondy, “Organizational Conflict: Concepts and Models” dalam Harold J. Leavitt,
Louis R. Pondy, and David M. Boje, eds., Readings in Managerial Psychology , 4th Edition (Chicago: The University of Chicago Press, 1989), p.525-30.
Page, N., & Czuba, E. C. (1999, Oktober). Empowerment: What Is It? Journal of Extension, 37(5), http://www.joe.org/joe/1999october/comm1.php.