KELAS: 3PA17
NPM: 17514676
TUGAS 4
"EMPOWERMENT, STRESS & KONFLIK DAN KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
1. Empowerment, Stress & Konflik
A. Empowerment
Empowerment adalah
upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat.
Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikan
peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor
yang menentukan hidup mereka sendiri.
Secara umum pemberdayaan
didefinisikan sebagai suatu proses sosial multi-dimensional yang membantu
penduduk untuk mengawasi kehidupannya sendiri. Pemberdayaan itu merupakan suatu
proses yang memupuk kekuasaan (yaitu, kemampuan mengimplementasikan) pada
individu, untuk penggunaan bagi kehidupan mereka sendiri, komunitas mereka,
dengan berbuat mengenai norma - norma yang mereka tentukan. (Page & Czuba,
1999:3).
B. Stress
Stress adalah respon psikologis dari
tubuh terhadap tekanan yang diterimanya, khususnya berbagai kejadian yang
mengancam, menantang, atau mengandung unsur perubahan. Ketika tuntutan yang
dibebankan pada seseorang berlebihan atau melebihi kemampuan yang dimiliki maka
akan membuat seseorang tersebut berada dibawah stres yang berlebihan. (Brealey,
2002)
- Sumber Stress
Menurut Cary Cooper (Rini, 2002)
sumber stres ada lima yaitu sebagai berikut
ü Kondisi
Pekerjaan.
ü Lingkungan.
ü Deprivational
stress.
ü Pekerjaan
beresiko tinggi.
ü Konflik
Peran.
C. Konflik
konflik merupakan kondisi terjadinya
ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada
dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang
telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi
atau stres yang mempengaruhi efisiensi. (Killman & Thomas 1978)
- Jenis-Jenis Konflik
ü Konflik
Intra Individu
Konflik ini dialami oleh individu
dengan dirinya sendiri karena adanya tekanan peran dan ekpektasi di luar
berbeda dengan keinginan dan harapannya
ü Konflik
Antar Individu
Konflik yang terjadi antar individu
yang berada dalam suatu kelompok atau antarindividu pada kelompok yang berbeda
ü Konflik
Antar Kelompok
Konflik yang bersifat kolektif
antara satu kelompok dengan kelompok yang berbeda
ü Konflik
Organisasi
Konflik yang terjadi antara unit
organisasi yang bersifat struktural maupun fungsional
- Proses Konflik
Menurut Pondi, Proses
terjadinya konflik sebagai berikut:
ü Konflik
Laten (Latent Conflict), konflik Laten merupakan tahap dari munculnya
faktor-faktor penyebab konflik dalam organisasi. Bentuk-bentuk dasar dari
situasi ini ialah persaingan untuk memperebutkan sumberdaya yang terbatas,
konflik peran, persaingan perebutan posisi di dalam organisasi
ü Konflik Yang
Dipersepsikan (Perceived Conflict), pada tahap ini salah satu pihak memandang
pihak lain sebagai penghambat atau mengancam pencapaian tujuannya.
ü Konflik Yang
Dimanifestasikan (Manifest Conflict), pada tahap ini perilaku tertentu sebagai
indikator konflik sudah mulai ditunjukkan, seperti adanya sabotase, agresi
terbuka, konfrontasi, rendahnya kinerja dan lain sebagainya.
ü Resolusi
Konflik (Conflict Resolution), pada tahap ini konflik yang terjadi diselesaikan
dengan berbagai macam cara dan pendekatan.
ü Konflik
Aftermath, jika konflik sudah benar-benar diselesaikan maka hal itu akan
meningkatkan hubungan para anggota organisasi. Hanya saja jika penyelesaian
konflik tidak tepat, maka akan dapat menimbulkan konflik yang baru.
D. Kasus
- Stress
Li Yuan
Li Yuan adalah seorang karyawan yang bekerja di bidang
periklanan di China. Di usianya yang ke-24, Yuan diketahui meninggal pada bulan
Mei 2013. Sebulan sebelumnya, Yuan diketahui seringkali bekerja terlalu keras
dan tanpa henti. Dia seringkali bekerja lembur hingga pukul 11 malam di
perusahaannya Ogilvy & Mather China.
Pada hari Senin pukul lima sore, Yuan tiba-tiba saja
berdiri dan mengeluhkan sakit pada bagian dadanya. Setelahnya dia jatuh tak
sadarkan diri. Yuan segera dilarikan ke rumah sakit, namun sudah terlambat.
Dokter menjelaskan bahwa dia meninggal akibat serangan jantung.
Diketahui bahwa China memang memiliki angka yang cukup
tinggi, bahkan mengalahkan Jepang, untuk jumlah karyawan yang meninggal akibat
pekerjaan. sekitar 600.000 karyawan di China meninggal akibat ‘kelelahan’
setiap tahunnya, seperti dilansir oleh The China Youth Daily. Kebanyakan
penyebabnya berkaitan dengan stres, stroke, dan serangan jantung. Beberapa
gejala yang dialami adalah insomnia, anoreksia, serta rasa sakit pada dada.
Solusinya:
Kementerian Tenagakerjaan perlu
membuat aturan yang legal dan ketat soal jam kerja, agar menghindari hal-hal
seperti diatas
- Konflik
Konflik ini terjadi pada tanggal 27
Oktober 2012 hingga 29 Oktober 2012. Yang menjadi penyebab konflik adalah saat
ada dua gadis yang berasal dari Desa Agom diganggu oleh sekelompok pemuda yang
berasal dari desa Balinuraga. Kedua gadis ini sedang naik sepeda motor kemudian
diganggu hingga kedua terjatuh dan mengalami luka-luka. Sontak kejadian ini
memicu amarah dari warga desa Agom. Mereka kemudian mendatangi Desa Balinuraga
yang mayoritas beretnis Bali dengan membawa sajam dan senjata. Bentrok pun tak
terhindarkan hingga menewaskan total 10 orang.
Solusinya:
Perlu kedewasaan dalam menyikapi
hal-hal seperti ini, alangkah baiknya kedua pihak menyelesaikan masalah ini
dengan kepala dingin
2. Komunikasi Dalam Manajemen
A. Komunikasi
Komunikasi adalah kegiatan
pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama
oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid)
B. Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana
komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan
suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi
ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan
komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi termasuk juga suatu proses
penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain dimana seseorang atau
beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan
informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi berasal
dari bahasa latin communis yang berarti sama. Communico, communicatio atau
communicare yang berarti membuat sama. Secara sederhana komunikasi dapat
terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima
pesan. Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan
gerak-gerik badan, dan menunjukkan sikap tertentu seperti tersenyum, mengangkat
bahu dan sebagainya. Komunikasi ini disebut komunikasi nonverbal. Proses
komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan
tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada
interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif
komunikasi. Melalui komunikasi sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok
orang dapat dipahami oleh pihak lain.
1. Komunikator
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses komunikasi.Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga memberikan respons dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima, dan publik yang terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses komunikasi.Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga memberikan respons dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima, dan publik yang terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Pesan
Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun
tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain.Pesan menjadi inti dari
setiap proses komunikasi yang terjalin pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan
verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya
menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa
yang didengarnya.Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang
penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami
isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau
ekspresi muka pengirim pesan.Pada pesan non-verbal mengandalkan indera
penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul
3. Penerima
Penerima adalah pihak yang memperoleh pesan atau stimulus yang dikirmkan
oleh sumber. Stimulus yang diterima tersebut dapat terdiri dari beraneka ragam
bentuk, seperti kata-kata, tulisan, gerak-gerik, mimik muka, ekspresi wajah,
sentuhan, aroma, serta perbuatan atau tingkah laku lawan bicara.Selanjutnya,
peran penerima adalah mencerna dan menanggapi stimulus tersebut dengan
mendengar, melihat, membau, atau merasakan.Secara garis besar, penerima dapat
terbagi menjadi penerima aktif dan penerima pasif.Penerima pasif adalah orang
yang hanya menerima stimulus yang datang kepadanya, tanpa memberikan tanggapan
serta umpan balik (feedback).Sedangkan, penerima aktif adalah orang yang tidak
saja menerima stimulus yang datang kepadanya, tetapi juga memberikan tanggapan
atau feedback secara aktif (berkelanjutan) kepada pengirim.
4. Feedback
Balikan
adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam
bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan
tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer
atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman
yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang
lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan
pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan
tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
C. Hambatan
Komunikasi
1. Hambatan
dari Proses Komunikasi
Hambatan
dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim
pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan
atau situasi emosional dan hambatan dalam penyandian/simbol.
2. Hambatan
Fisik
Hambatan
fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan
kesehatan, gangguan alat
komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan
Semantik
Kata-kata
yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau
berbelit-belit antara pemberi
pesan dan penerima.
4. Hambatan
Psikologis
Hambatan
psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan
nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima
pesan.
D. Komunikasi
Interpersonal efektif dalam organisasi
Komunikasi dapat dikatakan efektif apa bila komunikasi
yang di lakukan dimana:
- Pesan dapat
diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh
pengirimnya.
- Tidak ada
hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk
menundak lanjuti pesan yang dikirim.
Komunikasi interpersonal efektif adalah komunikasi yang terkandung dalam
tatap muka dan saling mempengaruhi, mendengarkan, menyampaikan pernyataan,
keterbukaan, kepekaan yang merupakan cara paling efektif dalam mengubah sikap,
pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung.
Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau transfer dan
pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita harus
efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapun
berkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan
kepada orang lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang
dengan efek umpan balik secara langsung. Proses berkomunikasi dimulai dari
adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian ditransfer melalui
suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh penerima. Adapun komunikasi
interpersonal efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu
componential dan situational.
1. Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen
utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan
pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk
memberikan umpan balik dengan segera.
2. Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung
dengan situasi yang mendukung disekitarnya.
E. Pengolahan Informasi dalam Komunikasi
Model Pengolahan Informasi ; rational, limited capacity, expert, dan
cybermatic.
Model-model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan pada
cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri)
manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data,
merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta
mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Model Pengolahan informasi
berorientasi pada :
-
Proses
Kognitif
-
Pemahaman
Dunia
-
Pemecahan
Masalah
-
Berpikir
Induktif
F. Model Interaktif Manajemen dalam Komunikasi
1. Confidence
Dalam
manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu
kepercayaan dan pengertian.
2. Immediacy
Ini
adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan
3. Interaction
management
Adanya
berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang
bersangkutan
4. Expressiveness
Mengembangkan
suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai
macam ekspresi perilaku.
5. Other-orientation
Daftar Pustaka
Brealey, Erika. 2002. Seri 10 Menit Menghilangkan Stres (terjemahan
Sara C.Simanjuntak). Batam : Karisma Publishing Group
Cooper Cary & Straw Alison, 1995. Stress Management Yang Sukses.
Jakarta: Kesain Blanc
Louis R. Pondy, “Organizational Conflict: Concepts and Models” dalam
Harold J. Leavitt,
Louis R. Pondy, and David M. Boje, eds., Readings in Managerial
Psychology , 4th Edition (Chicago: The University of Chicago Press, 1989),
p.525-30.
Page, N., & Czuba, E. C. (1999, Oktober). Empowerment: What Is It? Journal
of Extension, 37(5), http://www.joe.org/joe/1999october/comm1.php.